Senin, 24 Januari 2011

KETIKA KEPEDULIAN MAHASISWA DIPERTANYAKAN…..??

Oleh
Muhammad Fajri Andika
(Koordinator Gerakan Mahasiwa Demokrasi)

Mahasiswa sebagai generasi muda intektual yang memiliki dwi fungsi yaitu sebagai Agen of Change and Agen Of Social Control.Mahasiswa bukan hanya sebagai seseorang yang hanya akan menjadi seseorang yang pintar melainkan seharusnya menjadi seseorang atau sekelompok orang yang “cerdas”.

Di fakultas hukum khusunya dan universitas andalas umumnya telah banyak menciptakan orang-orang yang “pintar” tapi begitu sedikit menciptakan orang-orang yang cerdas,baik itu cerdas secara emosi,cerdas terhadap situasi dan cerdas dalam menjalani kehidupan.
Saking “pintarnya” kebanyakan mahasiswa tidak peduli lagi dengan lingkungannya (“mahasiswa di Malaysia”).mencerdasi situasi dan peka terhadap lingkungan sekitar tidak lagi dipedulikan karena sibuk untuk “memintarkan” diri sendiri untuk mencapai tujuan hidupnya tanpa memperdulikan keadaan disekitarnya, “yang penting nilai gue tinggi n gue tamat cepat dengan IPK tinggi” apa itu hasil akhir dari sebuah pendidikan?bukankah tujuan dari pendidikan “memanusiakan manusia”..??Bukan berarti melarang rekan-rekan mahasiswa untuk menyelesaikan masa studinya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dan hasil yang sebaik-baiknya.hal tersebut adalah cita-cita dari seluruh mahasiswa yang normal,menyelesaikan studi dalam waktu singkat,IPK tinggi,cepat dapat kerja,cepat berumah tangga dan cepat pula untuk kembali ke hadirat Tuhan YME.
Fenomena di dalam kehidupan kemahasiswaan saat ini yang di temukan adalah ketika sekelompak mahasiswa yang mencoba untuk menjadi orang-orang yang cerdas dan mencerdasi situasi,peka terhadap lingkungannya mencoba melakukan suatu aksi nyata berupa kegiatan turun kejalan untuk meyampaikan kekecewaanya malah dikatakan “Ang gilo mah” oleh sekelompok mahasiswa lain.apakah itu kalimat yang seharusnya disampaikan oleh seorang mahasiswa?khususnya mahasiswa yang bergelut mempelajari ilmu hukum dan mahasiswa yang mempelajari bidang-bidang ilmu social lainnya tetapi mereka tidak peduli dengan kehidupan sosialnya.
Bukan berarti hanya dengan aksi turun kejalan saja sebagai bentuk satu-satunya wujud nyata dari suatu “kecerdasan” yang dimiliki mahasiswa yang sensitive terhadap lingkungan sekitarnya.dapat dimaklumi ketika ada sebagian mahasiswa yang “cerdas” dan peduli terhadap lingkunganya tetapi tidak dapat melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kelompok mahasiswa sebgaimana yang disebutkan diatas dikarenakan banyak factor eksternal ataupun internal yang mengahalanginya.
Disinilah kecerdasan seseorang yang cerdas di uji,ketika kita sebagai intelektual muda dihadapkan pada suatu masalah jangan berhenti untuk mencapai keingan tersebut.masih banyak jalan untuk menyampaikan wacana atau suara hati kita salah satu nya melalui media tulisan,baik itu tulisan di media cetak ataupun elektronik kemudian melalui seminar-seminar,diskusi-diskusi dan lain sebagainya yang menurut saya lebih mencerminkan betapa cerdasnya seorang mahasiswa tersebut karena dapat menuliskan isi pemikiran dan hatinya kedalam bentuk tulisan dan dapat membagikannya kepada orang lain,bahkan bukan hanya menjadi seseorang yang cerdas tetapi juga menjadi orang memiliki penghasilan dari apa yang di utarakannya.
Yang menjadi poin penting adalah :
  1. apakah pola-pola kehidupan yang hanya mementingkan kepentingan diri pribadi tanpa peduli lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan pribadi,ketika kita selesai menyelesaikan masa studi dan terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat nantinya yang kita bawa???
  2. Lalu apa bedanya kita mahasiswa fakultas hukum yang sedikitnya banyaknya mengerti akan hukum dan melihat kenyataan hukum saat ini dengan para pelaku KORUPSI,KOLUSI,dan NEPOTISME yang sibuk memperkaya diri mereka pribadi dengan mengorbankan banyak orang ?????
  3. Ataukah kita akan menjadi pelaku tindak kejahatan di atas yang lebih cerdas dari pada Gayus CS dengan menggunakan metode-motode dan modus-modus baru yang lebih sulit untuk dilakukan pemeriksaan dan penuntutannya dikarenakan kita telah mengatahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam peraturan-perundangan yang berlaku di Indonesia ini???
  4. Ataukah kita akan menjadi pribadi-pribadi yang sebaliknya dari pertanyaan-pertanyaan diatas???

Semuanya dikembalikan kepada setiap pribadi rekan-rekan mahasiswa,Mudah-mudahan kita semua dapat menjadi mahasiwa/I yang CERDAS dan memiliki tinggak kepedulian yang tinggi terhadap lingkungannya.
HIDUP MAHASISWA……!!!!!!!!!!!!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar